tag:blogger.com,1999:blog-11025907570101845642024-03-18T20:16:02.999-07:00Materi umum biologiinspirasihttp://www.blogger.com/profile/12030143809450655007noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1102590757010184564.post-74736483538583092742012-11-26T03:06:00.000-08:002012-11-26T03:06:01.123-08:00Mikroskop dan pembagianya<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MIKROSKOP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvfyHWvwiqHSs25Dhp2LN5aM60bf_HUlJyhiuGfzjyPX5vue4WNOfZvGl9mbNwSFORPVHiQR1cIa2CsuWFySV53rVQ_nYs4hjKeDCBJLzcPUUragC2VToNy3g7pGyxmRVlozUeBo_4f0g/s1600/mikroskop+sulistyaindriani.wordpress.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvfyHWvwiqHSs25Dhp2LN5aM60bf_HUlJyhiuGfzjyPX5vue4WNOfZvGl9mbNwSFORPVHiQR1cIa2CsuWFySV53rVQ_nYs4hjKeDCBJLzcPUUragC2VToNy3g7pGyxmRVlozUeBo_4f0g/s320/mikroskop+sulistyaindriani.wordpress.com.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia
tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan
pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop
cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron.<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A. Mikroskop Cahaya<br />
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai
kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa
tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat
tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di
bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi
obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.<br />
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari
yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan
cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi
lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.<br />
Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting
lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura
(NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.<br />
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung,
berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk
berkisar antara 4 - 25 kali.<br />
Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek
yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah
maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.<br />
<br />
B. Mikroskop Stereo<br />
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara
tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop
cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan
dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat
bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas
sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10
kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara
0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada
bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif
terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek
terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak
diatas pengatur fokus.<br />
<br />
C. Mikroskop Elektron<br />
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku
ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe,
yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM).
SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik
lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk
mengamati struktur detil internal sel.<br />
<br />
D. Mengatur Besarnya Obyek<br />
Perbesaran bayangan dari suatu obyek dapat diketahui dari angka perbesaran
lensa obyektif dan lensa okuler. Ukuran suatu benda dapat diketahui dengan
membandingkan terhadap ukuran bidang pandang. Hal ini dapat dikerjakan dengan
beberapa langkah berikut: letakkan penggaris plastik berskala mm diatas meja
obyek dan perkirakan diameter bidang pandang tersebut, dan catat perbesaran lensa
obyektifnya. Ubahlah lensa obyektif dengan lensa obyektif perbesaran kuat dan
tentukan diameter bidang pandangnya dengan rumus berikut:<br />
Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk dimana :<br />
Ǿok = diameter bidang pandang dengan obyektif perbesaran kuat.<br />
Ǿol = diameter bidangpandang dengan obyektif perbesaran lemah<br />
pk = perbesaran lensa obyektif kuat, pl = perbesaran lensa obyektif lemah<br />
<br />
D. Mempersiapkan Preparat<br />
Untuk membuat preparat non-permanen dilakukan sebagai berikut. Letakkan medium
(berupa setetes air) diatas gelas obyek, dan letakkan bahan yang akan diamati
didalam medium. Selanjutnya tutuplah dengan kaca penutup. Usahakan agar tidak
terdapat gelembung udara pada medium. Hal ini dapat diusahakan dengan beberapa
langkah berikut: pegang kaca penutup dengan posisi 45o terhadap gelas obyek,
sentuhkan tepi bawah kaca penutup pada permukaan medium dan perlahan-lahan
rebahkan sehingga kaca penutup terletak di atas kaca obyek. Jika masih ada
gelembung udara ulangi pekerjaan tersebut sampai tidak ada gelembung udara.
Amati preparat yang anda buat dibawah mikroskop dengan terlebih dahulu
menggunakan perbesaran lemah (10x10), kalau sudah diketahui obyek yang akan
diamati kemudian memakai perbesaran kuat (10x20 atau 10x40).<br />
<br />
ALAT DAN BAHAN<br />
Alat :<br />
1. Mikroskop cahaya dan mikroskop stereo<br />
2. Pipet dan silet*<br />
3. Pinset<br />
4. Gelas obyek dan kaca penutup*<br />
5. Cawan petri<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Bahan :<br />
1. Potongan kertas berhuruf "A", "d",<br />
2. Organisme berukuran kecil (semut, bunga rumput, dan lainnya)<br />
3. Butir-butir pati kentang<br />
4. Air dan larutan iodine<br />
<br />
CARA KERJA<br />
A Penggunaan Mikroskop Cahaya<br />
1. Letakkan potongan kertas berhuruf "A" pada kaca obyek dan tutup
dengan kaca penutup.<br />
2. Amati dengan perbesaran lemah (10x10)<br />
3. Amati apakah bayangan benda sama atau terbalik, dan gambarkan !<br />
4. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan
dan dari atas ke bawah. Amati kemana bayangan bergerak?<br />
5. Ubahlah lensa obyektif ke perbesaran yang lebih besar. Amati apakah ada
perubahan luas bidang pandang?<br />
6. Berapa diameter bidang pandang mikroskop pada obyektif lemah (mm) dan berapa
pada obyektif kuat?<br />
7. Kerjakan seperti langkah nomor 1-3 namun menggunakan potongan kertas huruf
"d"<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Mengamati Butir Pati<br />
1. Keriklah sekerat umbi kentang dengan jarum atau ujung silet sehingga
cairannya keluar.<br />
2. Teteskan cairan tersebut pada kaca obyek, dan tutup dengan kaca penutup.<br />
3. Amati dibawah mikroskop struktur butir-butir pati tersebut.<br />
4. Teteskan larutan Iodine pada tepi kanan kaca penutup dan pada tepi kiri kaca
penutup tempelkan kertas hisap, dengan demikian larutan iodine tersebut akan
masuk kedalam preparat dan menyebar ke seluruh bagian.<br />
5. Amati dibawah mikroskop dan gambarkan butir-butir pati tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
C. Penggunaan Mikroskop Stereo<br />
1. Tempatkan mikroskop stereo beserta transformatornya, hubungkan dengan sumber
listrik.<br />
2. Tekan tombol "on" pada transformator, pergunakan voltase yang ada
pada transformator sesuai keperluan. Ingat. lampu mempunyai umur tertentu, oleh
karena itu nyalakan lampu sesuai keperluan saja.<br />
3. Letakkan spesimen pada cawan petri.<br />
4. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian perbesaran kuat.<br />
5. Amati dan catat pada laporan anda (jika semut: hitung jumlah kaki atau
antenanya, dan jika bunga: hitung jumlah stamen).<br />
<br />
D. Untuk Diperhatikan !<br />
1. Peganglah erat-erat lengan mikroskop dengan tangan kanan, sedang tangan kiri
digunakan untuk menyangga kaki mikroskop.<br />
2. Meja preparat tetap horisontal untuk mencegah agar preparat tidak jatuh<br />
3. Bersihkan lensa dengan kertas lensa/tissue<br />
4. Pengamatan dengan menggunakan dua mata (kalau mikroskop dengan dua lensa
okuler)<br />
5. Gunakan perbesaran lemah dulu, kemudian setelah obyek yang akan anda amati
ditemukan, gunakan perbesaran yang lebih besar<br />
6. Bersihkan semua kotoran yang ada pada mikroskop dengan menggunakan kertas tissue.</span><o:p></o:p></div>
inspirasihttp://www.blogger.com/profile/12030143809450655007noreply@blogger.com0